Selasa, 06 November 2012

Diposting oleh : Ermawati Darmika (Palopo, Sulawesi Selatan)


: Posted on Selasa, 06 November 2012 - 18.18

Kanker Payudara
Menurut pengertian secara medis, kanker payudara yang juga punya nama lain Carcinoma Mammae merupakan penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh WHO (Word Health Organization) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 174. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Penyebabnya diduga karena adanya banyak faktor, misalnya riwayat kesehatan keluarga, kondisi hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen. Di Indonesia, menurut Yayasan Payudara Sehat Indonesia, 10 sampai dengan 15 diantara 100.000 orang penduduk adalah penderita penyakit kanker payudara. Dan setiap tahun jumlahnya semakin meningkat.

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa pendarahan pada puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

Sebelum sampai terjadinya fase seperti diatas diingatkan kepada para wanita, terutama yang memang beresiko besar terkena penyakit kanker payudara agar bisa melakukan tindakan prefentif sejak dini. Secara umum pencegahan pada kanker payudara dibagi menjadi tiga yaitu :

Pencegahan primer
Pencegahan pada tahap ini merupakan yang sangat dianjurkan dan menjadi salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:
Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.
Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.
Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan aiternatif.

Ada beberapa cara pemeriksaan dengan cara sederhana yang bisa dilakukan sendiri di rumah. Cara-cara itu adalah sebagai-berikut :

Saat terbaik untuk memeriksa payudara sendiri adalah setiap setelah haid, yaitu ketika payudara biasanya masih lunak sehingga kalau ada benjolan akan mudah dirasakan saat diraba. Jika ditemukan benjolan, meskipun tidak terasa sakit saat disentuh, sebaiknya segera dikonsultasikan pada dokter.

Langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan ketika memeriksa sendiri payudara Anda, yaitu :

Gunakan cermin dan berdiri di depannya, lalu perhatikan apakah ada perubahan pada bentuk payudara Anda. Kemudian angkat kedua lengan keatas agar bentuk payudara jelas terlihat, sehingga jika terdapat benjolan akan lebih mudah dilihat.

Selain menggunakan cermin Anda bisa melakukan pemeriksaan dengan cara berbaring dengan meletakkan bantal dipunggung sebagai peyangga agar bentuk payudara lebih rata dan lebih muda diraba. Gunakan tangan kanan untuk meraba payudara kiri dengan lengan kiri teregang keatas. Sedangkan untuk payudara kanan, gunakan tangan kiri dengan lengan kanan terangkat keatas. Gunakan telapak jari telunjuk, tengah dan manis untuk meraba perlahan mulai dari daerah sekitar payudara. Ketika tangan mendekati area puting, raba lebih keras untuk mengetahui lebih seksama keberadaan benjolan. Perhatikan juga apakah ada cairan yang keluar dari puting berupa cairan bening, darah, atau susu jika sedang tidak menyusui.

Jika ditemukan hal-hal yang diluar kewajaran, sebaiknya segera memeriksakan diri pada tenaga medis. Lakukan pencegahan sedini mungkin dan jangan sampai terlambat.

Secara umum faktor pemicu terjadinya kanker payudara dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
  1. Faktor yang tidak dapat dikontrol misalnya sejarah keluarga yang memang mempunyai riwayat penyakit kanker, faktor genetik, dan lain-lain.
  2. Faktor yang dapat dikontrol seperti perawatan organ reproduksi, alkohol, obesitas, dan lain-lain.
1. Faktor yang tidak dapat dikontrol :

Jenis kelamin
Seorang wanita mempunyai resiko terserang kanker payudara 100 kali lebih besar dari pada pria. Karena itu periksa payudara sendiri dengan menggunakan metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah sangat penting.

Usia
Riset membuktikan bahwa wanita berusia diatas 50 tahun memiliki kemungkinan resiko 77% terserang kanker payudara.

Riwayat keluarga
Resiko menjadi lebih besar bagi wanita yang memiliki anggota keluarga dekat seperti ibu, kakak atau adik yang pernah terserang kanker. Namun riset juga membuktikan bahwa sebanyak 80% wanita yang menderita kanker payudara tidak memiliki riwayat keluarga yang pernah terkena kanker.

Faktor Genetik
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker payudara. Biasanya kanker ini terjadi karena adanya mutasi genetik sehingga gen yang tadinya normal tiba-tiba menjadi ganas. Penelitian menunjukkan hanya sekitar 5% hingga 10% saja kemungkinannya, namun bukan berarti kita tidak perlu mewaspadainya.

Riwayat Menstruasi
Riwayat menstruasi ternyata juga memegang peranan penting untuk mewaspadai serangan kanker ganas ini. Biasanya wanita yang mendapat haid pertama sebelum berusia 12 tahun atau yang mengalami keterlambatan masa menopause (kira-kira setelah umur 50 tahun) mempunyai resiko lebih besar dari pada wanita yang mempunyai masa reproduksi normal.

Ras
Riset membuktikan bahwa wanita Kaukasian mempunyai resiko tertinggi mengidap kanker payudara. Asia, Hispanik dan suku asli Amerika mempunyai resiko paling rendah. Namun wanita dengan ras Afrika-Amerika sebaiknya lebih sering melakukan diagnosa ke dokter agar mengurangi persentasi mengidap penyakit ini.

2. Faktor yang dapat dikontrol :

Riwayat melahirkan
Wanita yang tidak pernah menyusui dan wanita yang melahirkan anak di atas usia 30 sama-sama mempunyai resiko yang besar untuk mengidap penyakit ini di kemudian hari.

Pecandu alcohol
Satu sloki alkohol sehari mempunyai khasiat yang baik bagi tubuh, namun 2 hingga 5 sloki dapat membuat resiko terkena kanker payudara meningkat menjadi 1,5 kali lebih besar dari biasanya.

Berat Badan
Obesitas yang terjadi setelah masa menopause dapat memicu terjadinya kanker payudara, maka dari itu kaum wanita sebaiknya menjaga berat tubuh dengan cara diet yang seimbang dan teratur.

wikipedia.org, tempo.co, astaga.com

Produk dan Peralatan kesehatan yang Anda butuhkan :
PERLENGKAPAN OLAHRAGA
PERALATAN MEDIS

Share this article :

Copyright © 2013. Medical Line | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
Medical Line