Rabu, 05 Desember 2012

Diposting oleh : Ermawati Darmika (Palopo, Sulawesi Selatan)


: Posted on Rabu, 05 Desember 2012 - 04.04

Demam Berdarah
Saat musim hujan tiba, salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah Demam Berdarah (DB). Di beberapa daerah di Indonesia saat ini sudah ada yang dinyatakan sebagai wabah DB. Untuk itu sebaiknya kita mewaspadai dan mengenali gejala berikut penanggulangannya. Gejala demam berdarah sangat bervariasi, mulai dari ringan sampai perdarahan berat bahkan kematian. Gejala awal mungkin mirip influenza biasa (demamnya semakin lama semakin tinggi, dan akan berakhir dua sampai tujuh hari). Dapat pula terjadi penderita mengalami demam tinggi (diatas 39 0C) yang berlangsung lebih lama disertai kondisi tubuh yang kian melemah.

Selain demam, penderita DB akan mengalami sakit kepala yang hebat (rasa sakit pada bagian belakang mata), badan lesu, mual dan muntah, menurunnya nafsu makan, timbulnya ruam kemerahan, nyeri otot serta sendi. Gejala ini dikenal sebagai demam tulang. Ruam kemerahan timbul 3-4 hari setelah demam, dimulai pada bagian dada, menyebar ke wajah sampai lengan dan kaki.

Tahap kritis penyakit ini umumnya terjadi dalam 24 jam sebelum dan / atau demam itu reda. Siapapun dapat terkena DB. Anak-anak paling riskan terkena virus DB, tetapi orangtuapun memiliki risiko yang sama. Orang-orang dapat terinfeksi semua jenis virus DB dan kejadiannya dapat saja berulang. Infeksi DB yang kedua seringkali lebih parah.

Demam berdarah tidak ditularkan orang per orang, nyamuklah yang membawa virus. Seseorang yang sudah terinfeksi dapat menginfeksi nyamuk sampai sekitar 6 hari. Lingkungan sekitar penderita baik yang dirawat di rumah atau di rumah sakit sebaiknya bebas nyamuk sekurang-kurangnya 5 hari untuk menghindari gigitan nyamuk pada siang hari dan mencegah penyebaranpenyakit yang lebih luas.

Menggigit Siang Hari
Nyamuk-nyamuk pembawa virus menggigit di siang hari, mereka akan memangsa sepanjang hari di tempat-tempat teduh, dalam ruangan, atau pada cuaca mendung. Nyamuk-nyamuk ini berkembang biak di dalam air bersih dan tempat-tempat gelap yang lembab. Tempat yang sering dijadikan tempat bertelur adalah batok kelapa, drum, kaleng bekas, pot bunga, ember, vas bunga, tatakan pot bunga, tangki air, tempat penampungan air pada lemari es, baskom, pipa air, tempat-tempat yang terbuat dari kaca atau plastik, ban bekas, dan botol-botol kosong.

Bersihkan Lingkungan Anda
Pengasapan (fogging) tidak dapat membasmi telur-telur nyamuk dan tempat berkembang biak nyamuk, yang biasanya terdapat pada air yang tenang. Selain penyemprotan, dianjurkan utk memberantas tempat bertelur nyamuk dengan membersihkan lingkungan. Langkah-langkah rutin yang dianjurkan untuk menjaga lingkungan sebagai-berikut :
  1. Membuang air dari tempat tatakan pot bunga setiap hari. Mengganti air dalam vas bunga minimal sekali seminggu.
  2. Menutup drum dan ember berisi air serapat mungkin, atau menyimpannya dengan posisi terbalik.
  3. Menutup septic tank, membersihkan semua tempat penampungan air sekali seminggu. Siramkan air panas ke tempat-tempat tersebut dan gosok setiap sudut dan sisi-sisinya untuk menghilangkan telur-telur nyamuk.
  4. Bersihkan talang air dari tumpukan daun-daun dan kotoran supaya air hujan tidak tergenang.
  5. Taburkan garam atau minyak bekas dalam sarang semut untuk mencegah nyamuk berkembang biak.
  6. Pendam / kubur dalam tanah semua kaleng-kaleng bekas, botol-botol, ban-ban bekas, dan sampah-sampah.
  7. Untuk alat rumah tangga yang berfungsi menampung air, seperti tatakan air pada lemari es dan alat pendingin ruangan, dianjurkan membersihkannya dengan menggunakan bahan kimia pembasmi larva nyamuk.
Kerjasama yang baik sangat diperlukan untuk melindungi lingkungan dari infeksi. Setiap orang sebaiknya memeriksa tempat-tempat yang memungkinkan bagi nyamuk untuk bertelur di sekitar rumah masing-masing.

Produk dan Peralatan kesehatan yang Anda butuhkan :
PERLENGKAPAN OLAHRAGA
PERALATAN MEDIS

Share this article :

Copyright © 2013. Medical Line | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
Medical Line