Minggu, 09 Juni 2013

Diposting oleh : Ermawati Darmika (Palopo, Sulawesi Selatan)


: Posted on Minggu, 09 Juni 2013 - 03.00

Informasi Kesehatan: Untuk mengobati penyakit malaria, biasanya digunakan kulit batang pohon kina sebagai bahan pembuat obatnya. Namun ternyata kulit batang pohon cempedak punya khasiat yang tak kalah ampuhnya untuk mengobati penyakit malaria yang sering menyebabkan kematian pasien ini. Para peniliti dari Institut of Tropical Disease Universitas Airlangga saat ini sedang mengembangkan obat malaria yang menggunakan batang pohon cempedak sebagai bahan utamanya. Ekstrak kulit batang pohon cempedak mengandung senyawa Heteroflavanon C yang diklaim lebih ampuh untuk membunuh virus malaria dibandingkan khasiat serupa yang diambil dari kulit batang pohon kina.
Pohon Cempedak. Medical Line
Malaria Bisa Diobati dengan Kulit Batang Cempedak

Selama ini penyakit malaria --yang ditularkan nyamuk anopheles-- diobati dengan pil kina, yang berasal dari pohon kina. Namun kini, para ahli Indonesia dari Institut of Tropical Disease Universitas Airlangga, tengah mengembangkan obat malaria yang terbuat dari kulit batang buah cempedak (sejenis nangka). Lebih ampuhkah dari kina? "Kulit biji cempedak sejak tahun 2001 sudah kami teliti untuk obat-anti malaria," kata Ketua Tim Penelitian Obat Anti-Malaria ITD-Unair Dr Aty Widyawaruyanti.

Kulit batang cempedak yang dipilih, hanya yang berasal dari Kalimantan. "Dipilih yang berasal dari Kalimantan, karena di wilayah inilah jenis ini paling unggul," kata Aty.

Kulit batang tumbuhan dengan nama latin Artocarpus champedem yang diproses menjadi ekstrak ini memiliki sekelompok senyawa yang teruji klinis mampu membunuh parasit malaria. "Ada beberapa senyawa yang kami isolasi dan uji coba. Salah satunya lebih aktif dari Kina," jelas Aty.

Karena lebih aktif, maka senyawa yang diketahui bernama Heteroflavanon C, dikatakan Aty, memiliki senyawa yang lebih unggul dibandingkan dengan kina. "Hasil uji klinis hingga kini masih berlangsung kepada 60 orang," ungkap Aty yang menambahkan bahwa ini merupakan fase kedua yang harus dilewati.

Dari empat fase, para peneliti sudah melewati fase pertama yang merupakan fase toksik, yang bertujuan untuk melihat toksisitas kepada subjek. "Tapi untuk obat herbal langsung loncat ke percobaan kepada orang sakit," jelas Aty.

Sementara itu untuk fase ketiga dan keempat dilakukan saat obat sudah mulai dipasarkan. Enam puluh pasien ini meminum obat anti-malaria dari kulit batang cempedak setiap hari selama lima hari dengan dosis 450 miligram. "Setelah lima hari konsumsi, para pasien mengaku merasa lebih nyaman karena tidak merasakan demam, tidak menggigil, dan sakit kepala," ungkap Aty.

Pada hari kelima kondisi pasien kembali diperiksa dan parasit malaria ditemukan sudah menjadi negatif. Namun Aty menjelaskan bahwa kondisi ini akan terus dipantau hingga hari keduapuluh.

Formula yang sudah mendapatkan hak paten ini dikatakan Aty sudah mendapat tawaran untuk dipasarkan oleh industri, namun belum menemui kesepakatan.

www.gatra.com

Produk dan Peralatan kesehatan yang Anda butuhkan :
PERLENGKAPAN OLAHRAGA
PERALATAN MEDIS

Share this article :

Copyright © 2013. Medical Line | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
Medical Line