Minggu, 16 Desember 2012

Diposting oleh : Ermawati Darmika (Palopo, Sulawesi Selatan)


: Posted on Minggu, 16 Desember 2012 - 03.14

Stres
Apakah pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa? Jawabnya bisa ya atau tidak. Jawaban tidak, bila individu yang bekerja tersebut menganggap pekerjaan merupakan suatu yang dapat meningkatkan harga dirinya atau dapat mengaktualisasikan dirinya dan pekerjaan dapat memenuhi kebutuhannya. Akibatnya akan merasakan pekerjaan merupakan suatu yang menyenangkan dan merupakan tantangan yang menarik baginya. Individu ini dapat berkreasi dan selalu ingin meningkatkan prestasinya.

Jawaban Ya, bila individu merasakan pekerjaan hanya suatu kewajiban semata, sesuatu yang harus dikerjakan dan merupakan beban hidup. Pekerja akan merasakan pekerjaan merupakan suatu stressor yang dapat mengganggu fisik dan jiwanya.

Eustres dan Distres

Istilah stres masih rancu, kadang-kadang digunakan sebagai subjek, predikat atau akibat. Banyak teori ilmuwan tentang stres, tetapi teori menurut Mc. Grath lebih umum dan mudah dipahami, mengatakan, "Stres adalah ketidak seimbangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan berespons seseorang sehingga terjadi kegagalan memenuhi tuntutan tersebut".

Jadi Stres timbul apabila tuntutan lingkungan melebihi sumber-sumber pertahanan yang ada pada seseorang. Stres merupakan sesuatu yang selalu menyertai kehidupan dan tidak dapat dielakkan, tanpa stres tidak ada kehidupan. Stres tidak selalu buruk dan berbahaya, ia bisa merupakan suatu yang diperlukan bahkan bisa menguntungkan yang disebut pula dangan eustres. Stres yang tidak diinginkan dan tidak dapat dikelola yang akhirnya akan merusak disebut distres.

Sumber-sumber Stres Yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

Berbagai perubahan kehidupan yang membutuhkan seseorang untuk beradaptasi dengannya disebut stressor. Kita coba membahas stressor yang berkaitan dengan pekerjaan :
  • Kekaburan peran dan konflik peran
    Terjadi bila seseorang dituntut mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya atau bertentangan dengan nilai-nilai kebudayaan yang dianutnya.
  • Kelebihan beban kerja
    Jumlah pekerjan yg terlalu banyak dengan waktu yang sedikit dan dituntut ketepatan waktu.
  • Beban kerja terlalu sedikit
    Beban terlalu sedikit membuat orang bosan dan tidak ada tantangan.
  • Kualitas pekerjaan berlebihan
    Stres meningkat pada seseorang yang dipromosikan naik pangkat, tapi ia tidak punya kepercayaan diri atau pengalam dan keahlian di bidangnya.
  • Tanggungjawab besar
    Frekuensi penyakit pembuluh darah lebih tinggi pada kru pengeboran lepas pantai yang menyadari akibat yang akan timbul terhadap masyarakat dan fasilitas kerja bila ia melakukan kesalahan.
  • Densitas sosial
    Jumlah pekerja yang banyak dalam satu ruangan yang tidak cukup luasnya atau malah terisolasi dalam ruang tertentu sehingga tidak dapat bergabung dengan kolega akan mengakibatkan stres yang kronik.
  • Lingkungan pekerjaan
    Pekerjaan dengan lingkungan penuh polusi udara dan bunyi sehingga suasana tidak tenang dan bau dapat menimbulkan stress.
  • Relation ship
    Hubungan dengan atasan, teman, kelompok dan keluarga yang tidak harmonis juga dapat menimbulkan stress.
Akibat Stres

Hans Selye (1936 ) memperkenalkan teori General Adaption Syndrome yang menyatakan bahwa ada 3 fase yang dapat diidentifikasi bila seseorang terpapar oleh stres, yaitu :
  • Fase reaksi bahaya
    Timbul ketegangan atau ketakutan. Tubuh memobilisasi sumber-sumber yang ada untuk meningkatkan aktivitas mekanisme pertahanan . Tubuh dipersiapkan secara psikofisiologis untuk bereaksi dengan stres tersebut. Muncul reaksi emergensi dengan manifestasi menyerang atau melarikan diri.
  • Fase Resistensi
    Tubuh berusaha beradaptasi dengan stres. Mekanisme defensi bekerja secara maksimal untuk beradaptasi dengan stres. Saat itu terjadi pengurangan gejala-gejala stres.
  • Fase Kelelahan
    Bila stres datang terlalu kuat dan dalam waktu yang lama, kebutuhan energi untuk beradaptasi menjadi habis sehingga timbul kelelahan atau kolaps.
Faktor kepribadian memegang peranan penting dan sangat menentukan kemampuan seseorang berinteraksi dengan stres yang dihadapinya. Perbedaan kepribadian dapat mengakibatkan perbedaan bentuk respons seseorang walaupun stres yang dihadapi sama.

Pada seseorang dengan gangguan kepribadian sering terdapat pola maladaptif dalam berhubungan dan menerima stresor lingkungan dan orangnya sangat tidak fleksibel. Seseorang yang menghadapi stresor dengan lebih optimis jarang sekali mengalami gangguan somatik dan kalaupun terjadi gangguan somatik akan lebih mudah untuk sembuh kembali.

Tanda-tanda Stres

Tanda-tanda stres sangat bervariasi dan komplek, beberapa diantaranya sangat penting dan bersifat langsung dan lainnya merupakan representasi dari keluaran sekunder atau tersier. Tanda-tanda stres yang sering dihadapi dilingkungan industri adalah :
  • Penyakit fisik yang diinduksi oleh stres, seperti : penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak lambung,kondisi fisik lain seperti gangguanhaid, gangguan pencernaan,serangan asma, diabetes danpaling jarang kanker.
  • Kecelakaan kerja : teruatama padapekerja dengan tuntutan kinerja yang tinggi, perhatian kurang, bekerja gilir, pada hari hari pertama dan akhir minggu dan penyalahgunaan zat adiktif. Dari pegalaman ternyata kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan kurang hati2 (unsafe action) sebanyak 90 % dan 4 % karena kondisi tidak cermat (unsafecondition). Ternyata 80 % dari unsafe action diakibatkan karena perilaku yang berkaitan dengan kondisi kesehatan jiwa yang kurang optimal pada saat terjadinya kecelakaan.
  • Absenteisme : sering terjadi pada karyawan yang sulit menyesuaikan diri dengan pekerjaannya sebagai akibat stres kerja. Tidak hadir yang sering karena pilek, sakit kepala dan penyakit lainnya sering dikira pura-pura sakit karena menunda tugas-tugas yang kurang disenangi.
  • Lesu Kerja (burn out) : terjadi bila karyawan kehabisan motivasi dalam upaya meneruskan suatu kinerja yang tinggi.
  • Gangguan jiwa : merupakan akumulasi dari gejala subyektif yang mempunyai efek ringan dalam kehidupan sehari-hari hingga gangguan jiwa yang dapat menimbulkan hendaya berat, misal dari gangguan konsentrasi kurang, apatis sampai depresi (neurosisokupasional). Perubahan tingkah laku dapat terjadi seperti partisipasi yang kurang dalam aktivsi kerja atau masyarakat, mudah bertengkar dan terlalu berani mengambil resiko. Penyakit psikogenik massal yaitu gangguan jiwa yang pada dasarnya bersifat psikofisiologik pada kelompok karyawan sering dijumpai keluhan sakit kepala, vertigo, mual, mengantuk, lemah, pegal-pegal dan dada seperti tertekan.
Penanggulangan Stres Di Tempat Kerja

Program mengatasi stres dapat dipisahkankedalam dua kelompok :
1. Pengelolaan stres
2. Mengurangi stres

Pengelolaan Stres dapat dilakukan melalui :
Rekreasi, Aktivitas fisik, Meditasi, Zikir, dukungan sosial dari keluarga dan teman.

Mengurangi Stres

Umumnya mendidik karyawan untuk melaksanakan beberapa cara adaptasi yang meliputi strategi untuk mengatasi stres, pengelolaan waktu, menentukan prioritas, kemampuan memperbaiki perencanaan dan keterampilan pengambilan keputusan.

Secara singkat sebagai berikut :
  1. Minta penjelasan atau klarifikasi untuk hal-hal yang bersifat dualisme dan bertentangan dengan atasan.
  2. Adakan pengaturan kembali / restrukturisasi tugas dan peran (Jobdesc) buat dan tingkatkan komunikasi timbal balik yang baik antara para anggota organisasi.
  3. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab secara proporsional.
  4. Perencanaan dan pengembangan SDM yang bersifat integral.
  5. Melakukan pengaturan fisik kerja yang memadai sehingga membuat kenyamanan dalam bekerja.
  6. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan karyawan.
  7. Jaminan fleksibilitas dalam orientasi kepemimpinan.
  8. Ketrampilan interpersonal seperti latihan asertif, resolusi konflik dan membangun hubungan kerjasama yang akan bermafaat.
Apakah pekerjaan mempengaruhi kesehatan jiwa? Jawabannya tergantung dari persepsi seseorang terhadap pekerjaan tersebut. Bila pekerjaan dianggap sebagai beban maka dapat dipastikan orang itu akan mengalami stres yang akan dapat mengganggu kesehatan jiwa dan fisik.

Jadi mengapa tidak kita mulai dari sekarang untuk memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tantangan untuk lebih memotivasi kita supaya mendapatkan hasil yang terbaik. Dan jangan biarkan waktu kosong menjadi sarang stres, isilah dengan melakukan hobi, rekreasi dan tentunya mendekatkan diri pada Yang Maha Esa.

Produk dan Peralatan kesehatan yang Anda butuhkan :
PERLENGKAPAN OLAHRAGA
PERALATAN MEDIS

Share this article :

Copyright © 2013. Medical Line | Template by Full Blog Design | Proudly powered by Blogger
Medical Line